Twitterland, 12 Mar 12
Kemaren Menteri Dahlan Iskan memberikan penjelasan terkait tudingan saya bahwa dia telah melakukan kesalahan fatal dalam menunjuk Megananda. Saya menuduh Menteri BUMN Dahlan Iskan yg menunjuk Megananda sebagai Dirut Holding PTPN, sbg keputusan keliru dan penuh motif kotor. Dahlan Iskan membantah (tidak semua) tuduhan saya itu.
Point2 penjelasannya : Bahwa Megananda adalah calon "terbaik" diantara calon yg ada. Bahwa Megananda tidak benar terafiliasi kepada Partai Golkar. Bahwa Megananda telah lolos Fit and Proper Test. Megananda juga berpengalaman.
Sebelumnya Dahlan Iskan menyebutkan bahwa alasan utama penunjukan Megananda adalah karena Megananda punya "integritas" yg bagus. Dahkan Iskan menilai Megananda punya integritas bagus karena "mengaku pernah menolak permintaan Nazar sebanyak 15 kali" hehehe....
Diluar "pengakuan Megananda yg pernah tolak 15 kali permintaan Nazar" itu, Dahlan Iskan tak bisa jelaskan parameter integritas lainnya. Dahlan Iskan yg selama diketahui punya banyak "mata dan telinga" tidak tahu tentang integritas dan track record Megananda yg sebenarnya.
Dahlan iskan "tidak tahu" bagaimana rusak dan korupnya PT. PN 3 dulu sewaktu dipimpin Megananda. Dia malas cari info ke pihak internal PTPN 3. Dahlan juga "tak tahu" bahwa istri Megananda dulu pernah menjadi Caleg Golkar di Sumatera Utara. Dahlan Iskan juga "tidak tahu"bahwa selama jadi Asdep dan Deputi Industri Primer KemBUMN, Megananda sering disebut2 minta suap kepada hampir semua direksi BUMN yg berada dibawah kedeputiannya.
Megananda juga diduga sering menitipkan pengusaha2 hitam menjadi rekanan di BUMN2 dan menekan Direksi2 BUMN agar memenangkan perusahan2 konco2nya pada tender2 di BUMN2.
Saya pernah ditunjukan oleh direksi BUMN tentang sms2 Megananda yg minta "dibantu" utk menangkan perusahan tertentu. Ketika menteri BUMN Mustafa Abubakar sakit dan non aktif. Megananda juga diduga mengumpulkan suap dari direksi2 BUMN dgn janji akan dipilih kembali atau dipromosikan ke BUMN2 lain.
Jika Dahlan Iskan mau "sedikit" saja rajin cari info dia akan tau fakta yg sebenarnya. Dahlan Iskan juga tidak menjawab tentang pelanggaran yg dia lakukan terkait dengan batas usia direksi BUMN yg ditetapkan dlm permenBUMN.
PermenBUMN menyebutkan batas usia direksi BUMN ketika awal menjabat adalah maks 56 tahun. Megananda 61 tahun. DI langgar aturan sendiri. Dahlan tidak ada menyebutkan satupun prestasi Megananda yg menjadi dasar penunjukan Megananda, kecuali "pernah tolak nazar 15 kali". Dahlan juga ga mau tau soal kedekatan Megananda dgn Ade Komarudin (elit golkar) atau loyalitas Megananda kepada Ical/ARB/Golkar. Padahal selama ini Megananda selalu umbar kemana2 bahwa dia didukung/dibeking oleh Golkar dan sewaktu mau dicopot dari jabatan deputi, dia buru2 minta"perlindungan" kepada Golkar dan Ical. Dahlan Iskan tak mau jujur kepada rakyat/publik tentang apa yg sebenarnya terjadi. Yang jelas, Dahlan mengaku "jatuh cinta" pada Megananda karena"pengakuan" Megananda bahwa dia pernah tolak Nazar 15 kali.
Pengakuan Megananda itu belum tentu benar dan hanya memanipulasi Dahlan Iskan yg sedang senewen karena dituding menerima suap dari Nazar.
Tentang hal2 lain dan seterusnya terkait blunder Dahlan Iskan ini, akan saya terangkan nanti setelah dapat informasi lbh lengkap tentang Dahlan Iskan. Terima kasih
Salam Kritis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar