Sudah bukan rahasia umum jika pelayanan Haji kita masih jauh dari memuaskan. Antrian panjang dan penuh korupsi. Depag (Departemen Agama) dinobatkan KPK RI sebagai juara satu korupsi.
Korupsi Haji dimulai dari keberangkatan, sampai di Arab Saudi. Berjamaah dan tidak pernah tersentuh sama sekali. Gak tau kenapa..pake dukun kaleee??
Sesuai hukum supply and demand, kursi Haji pun dibisniskan oleh oknum-oknum Kementerian Agama yang "Mulia". Pendaftar banyak, kuota sedikit. Sejatinya, calon haji yang di prioritaskan adalah calon haji yang usia tua dan belum pernah naik haji. Bagi yang sudah haji, baru bisa berangkat lagi setelah 5 tahun.
Namun, bukan Indonesia namanya kalau tidak ada "Solusi". Bagi calon haji yang tidak masuk kategori prioritas tadi. Tersedia "Pintu Samping"
Seperti kata pepatah : Banyak jalan menuju roma. Maka banyak juga jalan menuju mekah. Calon haji bisa berangkat dengan menyediakan uang suap. Uang suap itu yang besarnya 5-10 juta/orang digunakan untuk "biaya" mengurus Nomor Porsi Haji ke BPIH atau langsung ke oknum Depag yang mulia.
Sebagaimana kita ketahui, kuota haji itu jumlahnya ditentukan kerajaan Arab Saudi. Sekitar 0.1% dari jumlah penduduk. Dan RI kebagian 210 ribu orang. Sedangkan pendaftar calon haji Indonesia mencapai 300 ribu orang/tahun. Tidak heran jika antrian calon haji mencapai 1 juta orang. Disinilah mafia haji bermain.
Kasak kusuk pun ramai. Travel Haji/BPIH atau perorangan mendekati oknum-oknum Depag atau mafia haji tersebut. Kenapa bisa? Karna ada Kuota Siluman.
Kuota siluman ini bisa merupakan kuota yg disembunyikan oleh oknum pejabat Depag. Bisa juga dari kursi lowong/kosong karna ada calon haji yang meninggal dunia, batal atau bisa juga dari kuota tambahan susulan, atau kuota jatah pejabat-pejabat tinggi yang diberikan oleh Arab Saudi.
Total jumlah Kuota Siluman ini bisa mencapai puluhan ribu. Disebut-disebut menteri agama saja punya "jatah" haji 20 ribu orang. Itu baru menteri agama saja. Belum termasuk pejabat-pejabat yang lain. Jika ditotal Kuota Siluman ini bisa mencapai jumlah 40.000 kursi haji. Sebagian kuota ini diberikan "cuma-cuma alias gratis" kepada pejabat-pejabat. Dan para anggota DPR khususnya untuk komisi VIII yang bermitra kerja dengan Depag. Sebagian lagi "dijual" sendiri atau kerjasama dengan pihak-pihak lain.
Praktek kotor jual beli kursi haji atau nomor porsi ini sudah merupakan isu lama. Tapi tidak pernah sama sekali diusut atau diselidiki. Padahal uang suap yang beredar luar biasa besarnya. Dengan harga jual per nomor porsi haji 5-10 juta, tinggal dikalikan saja dengan Kuota Siluman.
Contoh; Jika per nomor porsi 5 juta saja, maka dengan kuota siluman yg tersedia, anggap 30.000 maka uang suap haji = Rp. 150 milyar/tahun. Wow!!
Jika harga jual nomor porsi haji itu Rp. 10 juta, maka total uang haram mafia haji mencapai Rp. 300 Milyar. Sangat luar biasa!!
Praktek jual beli, korupsi dan suap nomor porsi haji ini mudah ditemukan. Jika KPK mau menyelidiki, intai saja travel haji/BPIH. Apalagi jika KPK menyelidikinya di waktu musim haji dan saat-saat keberangkatan Kloter I. Pasti gampang menangkapnya. Pelakunya yaitu pejabat-pejabat pemerintah.
Pejabat-pejabat Depag terutama Ditjen urusan haji, angota DPR, pengusaha/karyawan travel haji/BPIH dll. Sadap telepon mereka dan intai. Pasti Dapat!!
Nah.. itu baru mafia haji jurusan jual beli nomor porsi haji. Belum korupsi lain yang banyak seperti pakaian, tas, peci sampai vaksinasi.
Vaksin haji atau umroh misalnya, setiap calon haji dikenakan biaya vaksin maningitis kalau tidak salah Rp. 200 ribu/orang. Padahal vaksin yg sama bisa dibeli di apotek dgn biaya Rp. 80.000 saja. Kasus vaksin ini jadi rebutan. Bahkan MUI pun disebut-disebut terlibat.
Contoh; Jika jumlah jamaah haji ada 220 ribu orang di tambah umroh ada 100 ribu orang pertahun. Kalikan saja korupsinya. 330.000 orang x Rp. 100.000 = Rp. 33 milyar.
Apakah itu saja? Tidak! Masih banyak lagi korupsi haji yang lain. Kita gak usah bahas biaya tiket yg sulit dibongkar. Kita usut aja tentang maktab. Maktab atau penginapan haji kalau tidak salah ditetapkan sebesar SR 3.400/haji. Tapi kenyataaanya ada pengembalian 600-800 SR ke oknum.
Korupsinya tinggal kalikan saja SR 800 x 240.000 x Rp. 2.500 = Rp. 480 milyar. Luaaar biasa!!! Gimana cara mainnya??
Kepala Seksi Maktab di Arab Saudi, setiap tahun pura-pura buka pendaftaran bagi pemilik maktab untuk masukan penawaran jadi rekanan. Tapi kenyataannya? Dalam secepat kilat pendaftaran ditutup dengan alasan penuh. Lalu Kasie Maktab Haji itu kirim laporan ke jakarta.
Ada anekdot lucu yang berkembang di pengusaha-pengusaha maktab di Arab Saudi. Kata mereka Kasie Maktab Haji RI itu luar biasa. Semua didaftarkan.
Jadi calon maktab haji, alamat kuburan, gunung dan gurun pasir dimasukan sebagai alamat maktab haji. Yang tidak masuk hanya ka'bah.
Dengan cepat-cepat menutup pendaftaran maktab haji, tidak ada rekanan baru yang bisa daftar. Semuanya dikuasai pemain lama "mafia" yang join sama Kasie. Itulah penyebab jemaah haji RI selalu mendapatkan maktab yang buruk dan jauh dibandingkan dengan jamaah haji negara lain. Hebat kan?
Kasie Maktab Haji ini adalah raja yang berkuasa belasan tahun disana (Arab Saudi), tidak diganti-ganti.
Apa hanya itu "mainan" Kasie Maktab Haji tersebut? Tidak! Dia juga bermain di transit haji, yaitu hotel sementara ketika calon haji melakukan transit di jeddah. Biaya yang ditetapkan pemerintah untuk transit haji ini sebesar SR 100. Tapi pemilik-pemilik hotel selalu kasih kickback SR 20-40. Jika dikalikan, sekitar Rp. 24 milyar hanya dari korupsi transit haji.
Ada lagi? Ada! Catering. Sesuai keputusan pemerintah, biaya catering sebesar SR 12/haji utuk perhari.
Pengusaha catering haji di Arab Saudi bisa memberi suap SR 4-6. Kalikan saja berapa korupsinya? 240.000 x 6 x 40 x 2500 = Rp. 144 Milyar.
Itulah sebabnya makanan para jamaah haji Indonesia di Arab Saudi sana sering tidak jelas kualitasnya. Karena korupsinya gila-gilaan. Berjamaah!!
Dulu pernah dengar terjadi kekacauan tentang makanan para jamaah haji. Sampai-sampai ada yang pingsan karena kelaparan. Itu disebabkan karena ulah Mafia Haji.
Pengalaman Ade Ayu:
Ketika dulu satgas TKI berangkat ke Arab Saudi untuk menyelamatkan TKI yang akan dipenggal kepalanya, saya ikut dari belakang. Intip urusan haji. Disana untung saya ketemu dengan seorang "mafia" haji. Dia beberkan semua info tadi karena dia mau jual hotelnya yang dekat masjidil haram.
Dari beliau, saya tau kenapa pemerintah tak pernah mau membangun atau beli maktab di arab saudi. Ternyata bisa hilang lahan korupsi mereka.
Beda dengan negara2 lain seperti malaysia yg sediakan maktab punya negara sendiri. Nyaman kayak hotel bintang 4. Ga jauh kayak jamaah haji RI. Padahal Depag punya dana abadi umat yang jumlahnya 6 triliun. Kok ga mau beli atau bangun maktab haji ya?
Mafia haji baik yang di jakarta, di daerah, ataupun yg di arab saudi itu luar biasa berkuasa. Disebut-disebut kekuasaannya sampai ke istana. Itu sebabnya mafia haji ini ga bisa diberantas jika Presiden tak pernah serius atau sibuk curhat dan prihatin. Ini bisnis Triliunan/tahun.
Yaah... begitulah kisah korupsi di Depag kita. Yang baru-baru ini juara 1 terkorup se-alam semesta versi KPK.
Wassalam,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar