Twitterland, 9 Jul 12
Oh ya, sebelum hari H Pilgub DKI, warga Jakarta harus mencermati beberapa hal yg dapat menjamin Pilgub DKI berjalan dgn baik. Yang pertama : Hak Pemilih DKI yang harus dilindungi dan kesempatan utk dapat ikut memilih/memberikan suara. Jika anda tidak terdaftar dlm DPS atau DPT, anda tetap dapat memberikan suara alias dapat memilih dgn menunjukan KTP asli sesuai domisili. Tentu saja anda harus dapat buktikan bahwa anda adalah warga setempat dan TPS yg anda datangi sesuai dgn domisili anda yg tercatat dlm KTP.
Biasanya panitia, pengawas dan saksi2 di TPS tersebut akan mengizinkan anda memberikan HAK SUARA jika punya KTP asli dan benar tdk terdaftar. Pencantuman nama anda di DPT bukan dan surat panggilan bukan merupkan syarat mutlak dlm memberikan suara. Hak anda utk memilih dilindungi UU.
Selanjutnya anda juga diharapkan berpartisipasi utk mengawasi adanya pemilih2 gelap yg berusaha memberikan suara secara tidak sah. Mereka ini adalah para "penjahat2 demokrasi" yg dibayar oleh para Cagub tertentu yg halalkan segala cara untuk menang. Mereka harus dicermati.
Saat ini ada kekacauan DPT yg terjadi di KPUD DKI dan diduga ada sekitar 900.000 sd 1.4 juta "daftar calon pemilih siluman". Selain modus menyelundupkan pemilih gelap, titik rawan lain adalah pada saat penghitungan suara, rekapitulasi dan tabulasi disemua tahapan.
Belajar dari pengalaman2 Pilgub/Pemilu sebelumnya, hasil Pemilu/Pilkada sangat ditentukan oleh "proses perhitungan" di semua tahapan. Semua warga DKI yg telah punya hak pilih harus merasa ikut bertanggungjawaban terhadap pelaksanaan Pilkada Gub. DKI agar berlangsung dgn baik.
Pelaksanaan Pilkada Gub. DKI yg baik itu adalah jika semua prinsip2 pilkada dijalankan : LUBER dan fair play. Ga ada suara2 siluman/rekayasa.
Kalau dilihat peluangnya di atas kertas Hidayat/Didik hampir pasti lolos ke putaran kedua. Dgn asumsi suara PKS dan PAN tetap solid. PKS pada pemilu 2009 lalu di DKI Jakarta raih 20% suara dan PAN 5% suara. Dgn asumsi suara kader solid, Hidayat/Didik raih 25 % suara. Suara utk Hidayat/Didik ini tentu saja bisa bertambah jika suara massa mengambang sebagian lari ke Hidayat. Estimasi optimis 30%, pesimis 20%.
Suara utk Jokowi/Ahok dengan asumsi Gerindra dan PDIP solid akan raih min. 18% suara pemilih. Mungkin akan naik di menjadi di atas 25%. Peningkatan suara Jokowi/Ahok ini selain dari massa mengambang basis Demokrat (yg memang ga kuat akarnya) juga dari Etnis Jawa & Tionghoa.
Suara utk Alex/Nono diperkirakan tdk akan sampai 10%. Kekuatan Golkar hanya 7% dan sulit bagi pasangan ini merebut suara massa mengambang.
Sedangkan pasangan Hendarji dan Faisal, saya perkirakan masing2 sekitar 5% dan bakal menjadi 2 urutan terbawah dlm perolehan suara. Peroleh suara Faisal dan Hendarji nanti sangat berpengaruh terhadap nasib pasangan Foke/Nara dan menentukan bakal lolos atau tdk ke putaran kedua. Jika Foke lolos keputaran ke 2 & ketemu dgn Hidayat, maka kemungkinan besar Foke akan menang krn ada sentimen dari sebagian pemilih terhadap Hidayat.
Namun, jika Jokowi & Foke yg ketemu di Putaran kedua, maka ini akan jadi pilkada yg sangat seru dan bakal habis2an. Potensi "rame" sangat besar.
Yang sangat ideal adalah : Foke dapat tersungkur di putaran pertama. Jika hal ini terjadi, warga Jakarta akan jauh lebih happy dan damai. Sebab, siapa pun yg bakal terpilih di putaran kedua, antara Jokowi dan Hidayat, rakyat Jakarta pantas optimis, Jakarta akan jauh lebih baik.
Sekian.... terima kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar