Twitterland, 10 Jul 12
Eng ing eng...saya akan terangkan tentang dugaan Kasus Korupsi Hartati Murdaya Poo, penguasaha kelas kakap, disebut2 kerabat dekat Cikeas.
Hartati Murdaya Poo (HMP) juga dikenal sebagai Ketua Umum Organisasi Keagamaan di Indonesia. Sering dituduh2 sebagai Kasir dan Mesin Uang Cikeas. Siapa pejabat Indonesia yg ga "takut dan segan" sama HMP? Dia adalah Superwoman di Indonesia. Pejabat2 yg berani lawan dia banyak yg KO.
Suami HMP adalah Murdaya Poo, juga konglomerat papan atas yg pernah jadi anggota DPR dari Fraksi PDIP. Namun kemudian dipecat tahun lalu. Pemecatan Murdaya Poo sebagai Anggota DPR dari PDIP diduga keras karena tuduhan tidak loyal kepada partai kepala banteng itu. Juga karna Faktor HMP.
HMP dulu dikenal sebagai pemilik Central Cipta Murdaya (CCM) Grup. Usahanya bermacam2. Dulu juga sebagai pemilik lisensi pabrik Nike. Usaha CCM merambah kemana2. Berkembang pesat. Dari Sawit hingga Kimia. Maklum aja, dia kerabat dekat Istana dan juga kerabat Megawati. Dibandingkan Ayin alias Arthalita Suryani yg pernah ditangkap karna suap Jaksa Urip Tri Gunawan dan sangat heboh itu, HMP jauh lbh hebat. Sekarang nasib HMP sudah kayak Ayin.
HMP tdk tertangkap tangan dan dijadikan tersangka. HMP masih status dicekal karna dugaan suap Bupati Buol. Selain kasus suap Bupati Buol, HMP juga disebut2 akan diusut kasus korupsinya di Pekan Raya Jakarta (PRJ) yg terdiri dari 2 kasus besar. HMP juga disebut2 sebagai penyumbang terbesar dana kampanye Foke dan juga bantu Hendarji utk menangkan Pilgub DKI Jakarta. HMP ada dimana2.
HMP bantah disebut sumbang Foke 10 M, mungkin 10 M itu kekecilan. Merendahkan status HMP sebagai konglomerat jajaran top negeri ini hehe...
Status hukum HMP saat ini terkait kasus korupsi Bupati Buol dlm perizinan HPH/Kebon Sawit memang baru pada tahap cekal alias dilarang ke Luar Negeri. Utk kasus Buol yg Bupatinya sudah jadi tersangka, saya ga mau bahas. Sudah banyak dimedia2 massa. Saya mau bahas yg belum ada dimuat dimana2. Biasanya, nanti setelah saya twitkan, 1-3 bulan kemudian, baru media yg lain (koran, mediaonline, TV dll) ikut2an tulis dan liput hehe...
Saya bahas dulu kasus Korupsi PRJ dan Pengelolanya PT. JIEC yg sangat terkenal itu. Semua warga Jakarta pasti tahu apa itu PRJ hehe...
Saya bahas tentang Korupsi JIEC dan PRJ. Bukan tentang kerak telor, ondel2 atau pameran bisnisnya yg raup omset triliunan setiap tahun. Ada apakah dibalik kemegahan PRJ itu? Ada aroma busuk, sikut menyikut, tipu menipu, konspirasi dan korupsi triliunan rupiah.
Saya ga akan singgung dulu korupsi dividen atas hasil/keuntungan pelaksanaan PRJ ratusan milyar yg seharusnya masuk kas Pemprov DKI. Soal korupsi dan manipulasi dividen hak Pemprov DKI akan saya bahas pada sesi kultwit selanjutnya. Sekarang bahas Korupsi Asset Negara aja.
Korupsi atas Asset Negara yaitu tanah lokasi PRJ/JIEC seluas 33 ha di kawasan Kemayoran itu diduga melibatkan sejumlah pejabat tinggi RI. Pejabat tinggi yg diduga terlibat diantaranya : Budiono (sekarang wapres), Bambang Kesowo (ex mensesneg), Agus Marto, ECW Neloe dll.
Bagaimanakah modus Korupsi yg diduga dilakukan HMP Cs ini? Sangat kasar dan vulgar!! Tanah Asset Negara 33 ha itu diagunkan ke Bank Mandiri. Tanah 33 ha milik Setneg RI. Uang kucuran kreditnya sekitar Rp. 1.5 triliun digunakan utk kepentingan pribadi. Dari Rp. 1.5 trilium uang haram hasil mengagunkan tanah milik negara 33 ha itu, hanya sekitar 200 M yg digunakan utk "permak" gedung JIEC. Sisa uang haram yg sekitar Rp. 1.3 triliun itu digunakan utk kepentingan pribadi seperti take over saham PT. Metropolitan Kencana, dll.
PT. Metropolitan Kencana itu adalah developer yg kelola kawasan Pondok Indah. Kawasan paling presitisius dan termewah di Jakarta. PT. MK dulu dimiliki pengusaha terkemuka Ciputra namun saat kesulitan keuangan, ditake over oleh HMP pakai uang kredit mandiri. Masalahnya adalah bagaimana mungkin Bank Mandiri kucurkan kredit 1.5 triliun dgn agunan tanah negara? Kok bisa? Aneh bin ajaib hehehe....
Secara sekilas saja dapat dicium aroma busuknya. Bisa jadi tanah negara itu dialihkan kepemilikannya ke HMP secara tidak sah/legal. Atau tanah negara itu direkayasa sedemikian rupa sehingga bisa jadi jaminan kredit dari Bank Mandiri yg propolsanya diajukan oleh swasta. Diguga keras ada perbuatan pidana penipuan, pemalsuan , korupsi dan kejahatan perbankan dalam kasus pengalihan tanah negara 33 ha itu. Dirut Bank Mandiri saat itu ECW Neloe, Mensesneg (penguasa asset tanah negara di Kemayoran) Bambang Kesowo, Menkeu Budiono dst.
Kredit haram sekitar Rp. 1.5 triliun itu dikucurkan pada tahun 2003. Saat Megawati jadi Presiden RI. Hartati saat itu sangat dekat dgn Mega. Dengan pat gulipat, kongkalikong, rekayasa, kolusi dan suap, asset negara tanah 33 ha di kemayoran itu bisa diloloskan jadi agunan kredit. Kredit cair sekitar Rp. 1,5 triliun dari Bank Mandiri.
Kemana uangnya yg 1.3 triliun diluar peruntukan poles2 gedung JIEC kemayoran? Pada saat itu adalah menjelang pemilu/pilpres 2004. Selain utk suap menyuap, pencalonan Murdaya Poo jadi caleg, ada juga biaya politik lain.
Kita tahu tiba2 HMP menyeberang ke kubu SBY yg saat itu Menko Polkam yg dianggurin/dicuekin Mega krn dinilai yg telah menipunya 4 kali. Kita juga tahu SBY pada saat itu maju sebagai Capres tapi ga punya modal utk dana kampanye. Apakah ada uang 1.3 triliun itu mengalir ke SBY? Jawabannya : Nanti pada sesi kultwit part 2 dan seterusnya.
Sekian dulu. Terima kasih. Semoga bermanfaat. Aufklarunk! Carpediem!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar