Social Icons

Pages

Senin, 18 Juni 2012

GITA WIRJAWAN & Indikasi Korupsi di Kemendag RI

Sekilas tentang korupsi di Kementerian Perdagangan RI. Dulu Menterinya Marie E Pangestu, skrg Gita W.

Marie Elka Pangestu ini sewaktu jadi Menteri Perdagangan sempat disemprot Wakil Presiden Jusuf Kalla karena Suaminya, eselon2 I nya & pejabat2 tinggi Kemenkeu RI melakukan konspirasi jahat dalam pembelian Pesawat China MA60 utk BUMN PT. Merpati yg dimark up US$ 46 juta. Sedangkan Menteri Perdagangan RI saat ini Gita Wirjawan yg jg rangkap Kepala BKPM adlah menteri kesayangan SBY yg disebut2 Capres terkuat.

Gita Wirjawan selain dikenal dekat dengan SBY, sering di Cikeas temani SBY main musik dan ciptakan lagu, jg pernah nyanyikan lagu cipt SBY. Nama Gita Wirjawan sbg capres andalan SBY pada pilpres 2014 nanti mmg msh sagt dirahasiakan. Tapi, akses saya di cikeas beri info ke saya. Apalagi, pada saat Acara HUT PD tahun 2011 kemaren, SBY telah berikan sinyal ttg siapa Capres PD dgn kriteria2 yg jls mengarah pada Gita.

SBY sebut kriteria Capres PD: Muda, cerdas, berintegritas, visi global, profesional, bersih dst. Dan yg tdk disebutkan SBY: Ganteng & santun. Hehe...

Hal lain yg menonjol dari Gita Wirjawan adalah sosoknya yg sering dicitrakan rendah hati, egaliter, jago bahasa inggris (alumnus harvard). Gita juga mempunyai chemistry yg sama dengan SBY dan keluarga Cikeas. Hubungan mereka akrab seperti keluarga. Gita jg dinilai bisa amankan agenda2 & Kepentingan SBY/Cikeas paska lengsernya SBY sbg presiden.

Gita sosok "sempurna" yg mdh akan kalahkan capres2 lain. Bbrp pihak sdh ada yg hubungi sy utk ketahui "kebusukan & kelemahan" Gita utk hambat dia maju sbg capres PD 2014. Pihak lain yg "panik" adalah Pihak Sri Mulyani yg memang berencana gunakan Partai Demokrat dan loby washington utk pakai Partai Demokrat sbg partai pengusung.

Memang sering terdengar ada "kebusukan" Gita Wiryawan terkait pajak PT. Ancora dan BLBI. Tetapi sampai skrg belum muncul dipermukaan. Singkatnya: figur Gita Wirjawan masih dianggap bersih dan peluangnya utk maju Capres akan besar. Apalagi posisinya sbg Mendag sangat strategis. Seperti yg saya prediksi 2 bulan yg lalu, Gita skrg mulai tampil intens ke publik. Banyak turun ke pasar2 tradisional dan acara2 di TV. Gita juga kerap akomodir tuntutan asosiasi2 perdagangan dan kelompok2 pro produksi dalam negeri dgn terbitkan kebijakan2 populer.

Pada jaman mendag marie pangestu mayoritas proyek2 kemendag diatur oleh para staf khusus. Ada istilah GRUP 28 (G28) yg bertindak sbg mafianya. Proyek2 seperti proyek pasar, ekonomi kreatif, Shanghai Expo, ACI, ASEAN FAIR, TRADE EXPO INDONESIA dst, selalu dimenangkan G28. Pokoknya proyek2 besar di atas 5 milyar selalu dikuasai staf khusus, G28 dan afiliasinya. Ga ada yg dapat dimenangkan pihak luar.

Kolusi dan Korupsi di Kemendag sampai skrg tetap berlangsung. Meski mendag berganti, praktek tsb masih terus berjalan. Gita biarkan saja. Seolah2 menutup mata.

Para staf khusus dan pejabat2 eselon I, II dan III Kemendag memang pintar menyediakan "dana taktis" yg besar utk hobi dan kebutuhan Gita. Gita Wirjawan pura2 bodoh dan tutup mata dgn korupsi2 di Kemendag. Yang penting stafnya bisa sediakan uang yg dibutuhkan jika dia minta. Salah satu hobi Gita yg memerlukan dana taktis yg besar adalah sewa pesawat charter kemana pun dia pergi yg tak mungkin ditanggung APBN. Sekjen, Dirjen2 dan pejabat2 eselon dibawahnya termasuk Pejabat Pembuat Komitment, sudah kayak mesin ATM saja dibuat Gita Wirjawan. Sebab itu, selain kolusi dan korupsi proyek2 di Kemendag, juga berlaku korupsi kecil2an lain seperti SPD fiktif, pengadaan fiktif/ganda.

Grup 28 ini mengacu pd alamat kantor yg jadi markas besar mafia2 Kemendag ini di kuningan. Penerbitan SPD fiktif dan ganda ini mudah dilakukan karena terkait juga dgn posisi Gita Wiryawan yg rangkap jabatan sbg Kepala BKPM RI. G28 ini adalah motor dan otak korupsi di Kemendag. Bidang usahanya macam2: jasa konsultan, konstruksi, supplier dll. Mereka KAPAL KERUK.

Irjen di Kemendag tidak berkutik. Sdh bbrp kali dapat temuan tapi ga bisa bertindak apapun. Alasannya "dana taktis" sangat diperlukan. Dana taktis ini sangat diperlukan selain utk "kebutuhan menteri" juga utk suap ke DPR, kemenkeu utamanya ditjen anggaran dll. Berjamaah!

Melihat menteri Gita Wiryawan yg "easy going" pejabat2 dibawahnya pun berlomba2 korupsi. Mainan utama mrka ya SPPD fiktif milyaran. Korupsi SPPD di Kemendag itu gampang dan besar nilainya. Misalkan utk hadiri undangan expo2 Kemendag diluar negeri banyak eventnya. Biaya perjalanan dinas luar negeri utk hadiri expo2 itu sangat besar. Maklum aja pesawat kelas bisnis. Pdhl dlm biaya penyelenggaraan expo tsb sdh diperhitungan biaya tiket pesawat, akomodasi dan uang saku para pejabat kemendag. Tapi di Kemendag jg dianggar SPPD nya.

Oh ya lupa, karena Mendag Gita itu hobi nyanyi dan musik, tentu saja para bawahannya siap menyediakan alat2 musik yg mahal & kualitas top. Di ruangan pak menteri Gita ada banyak alat musik yang harganya puluhan sampai ratusan juta yg bukan milik negara, seprti piano impor.

Gita ini sebenarnya ga doyan korupsi. Dia sdh kaya raya. Sumber saya sebutkan dia pribadi punya cash 500 milyar. Tapi dia bisa terjebak. Tipikal sifat dan karakter Gita ini persis seprti SBY "terima beres dan pokoknya ada". Bisa2 dia tahu ada korupsi tapi dia biarkan saja.

Mafia G28 dan staf khusus Mendag skrg ini memang tak separah jaman marie pangestu. Mereka perlahan2 pindahkan lahan korupsi ke Kemekpar. Tetapi bukan berarti korupsi proyek di Kemendag berkurang. Hanya berganti penguasa dan modus operandinya. Uang negara ya diembat juga. Kalau jaman Marie Pangestu yg jadi koordinator G28 itu sekretaris pribadi Marie Pangestu yg merangkap sebagai guru spiritual alias dukun. Gita wirjawan sbg mendag sama sekali tidak mau sentuh proyek2 di Kemendag. Dia mau tangannya bersih karena dia tahu dia bakal jd capres. Tapi bisa saja secara hukum dia akan terseret jika pejabat2 dibawahnya dia biarkan korupsi dan main proyek. Sdh banyak presedennya.

Ini baru pemanasan..pilpres masih lama hehehe..terima kasih telah membaca.

Wassalam,


Tidak ada komentar:

Posting Komentar