Social Icons

Pages

Jumat, 15 Juni 2012



Review Kasus Hambalang versi TEMPO 

by @fgaban (eks wartawanTEMPO)

Saudara @fadjroel bertanya komentar saya ttg Majalah TEMPO 4-10 Juni ( “Saldo Hambalang di Kas Demokrat”). Ini jawaban saya. #Hambalang

Bertanya retoris, adakah framing pd tulisan TEMPO, @fadjroel menilai TEMPO mengkonfirmasi keterlibatan Anas Urbaningrum di Kasus #Hambalang.

Sebelum lebih jauh, saya menganggap setiap investigasi kasus #Hambalangsangat berarti. Ini kasus besar yg kuat diduga sarat manipulasi.

Mengkaji kasus ini, saya juga menilai, kuat diduga manipulasi #Hambalangmelibatkan kader Partai Demokrat dan anggota DPR lintas partai.

Secara umum, saya menghargai upaya TEMPO menginvestigasi #Hambalang, meski saya melihat ada kelemahan mendasar dlm liputannya.

Seperti sudah keliru membingkai Anas (setidaknya dalam konteks hukum) ke dalam kasus Wisma Atlet, TEMPO potensial kembali salah sasaran.

Bagi saya, tulisan TEMPO soal #Hambalang itu, seperti liputan lain berkaitan Anas, mengandung framing yg menyudutkan Anas. Hanya Anas.

Bangunan narasi TEMPO bersandar pd penuturan Nazaruddin. Gambar di awal tulisan adalah ilustrasi rekaan pengakuan Nazaruddin. #Hambalang

Gambar melukiskan pertemuan 4 orang: Nazar, Anas, Ignatius Mulyono (DPR Demokrat) dan Joyo Winoto (Ka Badan Pertanahan Nasional). #Hambalang

Pertemuan pada 2009 itu disebutkan sbg pertemuan penting utk mengurus sertifikat tanah Proyek #Hambalang.

Gambar utama dan lead tulisan di situ membingkai (framing) seluruh narasi yang kemudian disajikan TEMPO. #Hambalang

Kelemahan rekonstruksi TEMPO: Pertemuan itu cuma dibenarkan Nazar (malah berdasar cerita Nazar), namun dibantah tiga lainnya. #Hambalang

Dengan gambar itu, TEMPO menggiring pembaca utk percaya cerita Nazar bahwa Anas punya peran penting dlm menggolkan Proyek #Hambalang.

Demi memperkuat narasi, TEMPO mengutip Nazar: “Sejak awal saya ditugasi Ketua Fraksi (Anas) membantu mengurus proyek (#Hambalang) ini

Pengurusan sertifikat itu, bahkan jika Anas terlibat (sekali lagi JIKA), adalah urusan pinggiran dan bukan substansi dr Proyek #Hambalang.

Proyek #Hambalang bukan proyek baru. Ini proyek sejak 2004, ketika Kementrian Pemuda dan Olahraga dipimpin oleh Adhyaksa Dault.

TEMPO sendiri menulis penentuan lokasi, pembebasan tanah & pengurusan sertifikat Proyek #Hambalang sudah dilakukan sejak 2004.

TEMPO juga menulis tanah #Hambalang itu tanah milik negara, tapi pengurusan sertifikatnya 5 tahun terkatung, yg membuat proyek tertunda.

Jika tanah #Hambalang MILIK NEGARA, dan proyek pemerintah tertunda, di mana letak kejahatan mempercepat proses sertifikasi?

TEMPO tak menjelaskan bgmn Anas mempengaruhi penerbitan sertifikat#Hambalang oleh Joyo Winoto (Kepala BPN), dosen pembimbing disertasi SBY.

Bagaimanapun, saya menilai pengurusan dan penerbitan sertifikat itu bukan hal paling esensial dlm Proyek #Hambalang. Apa yg esensial?

Soal krusial adalah tentang penggelembungan nilai Proyek #Hambalang serta tendernya yang dimenangkan oleh BUMN Adhi Karya.

Proyek #Hambalang adalah milik Kementrian Pemuda Olahraga, pihak yang mengusulkan nilai proyek dan menyelenggarakan tender.

Pada Januari 2010, Kemenpora (di bawah Andi Mallarangeng) mengusulkan kenaikan anggaran Proyek #Hambalang menjadi Rp 1,5 triliun.

Usul kenaikan 10x lipat anggaran #Hambalang, dari cuma Rp 125 miliar (di masa Adhyaksa Dault), disetujui Menteri Keuangan pd Desember 2010.

TEMPO tak menjelaskan bgmn Anas bisa berperan besar mempengaruhi Andi Mallarangeng dan Menteri Keuangan utk menggolkan Proyek #Hambalang?

Pada Kongres Partai Demokrat Mei 2010, Anas mengalahkan dua pesaing utama, Marzuki Alie (kini Ketua DPR) dan Andi Mallarangeng. #Hambalang

Nazaruddin menuduh kubu Anas menerima suap Rp 50 miliar dr PT Adhi Karya, lewat dirinya, utk membiayai pemenangan di Kongres. #Hambalang

Tapi, ada inkonsistensi dr pengakuan Nazar soal tender #Hambalang.

Jika Nazar benar jadi perantara suap Adhi Karya, kenapa, spt ditulis TEMPO, dia kesal tender dimenangkan Adhi, bukan Permai Group miliknya?

TEMPO tak menjelaskan bagaimana Anas mempengaruhi tender #Hambalang di bawah Kemenpora, mengingat Andi adalah pesaing utama Anas.

Bagaimanapun, proses tender #Hambalang (di bawah Kemenpora Andi Mallarangeng) merupakan aspek krusial yg luput dr investigasi TEMPO.

TEMPO menyebut PT Dutasari Citralaras, yg sebagian sahamnya milik Athiyyah Laila (istri Anas), sbg kontraktor Adhi Karya di #Hambalang.

Dutasari cuma satu dr 17 subkontraktor Adhi Karya di #Hambalang, yg penunjukkannya semua disetujui aparat Kemenpora di bawah Andi.

Proses krusial sub-contracting #Hambalang oleh Adhi Karya juga luput dr investigasi TEMPO krn terlalu asyik single-out keterlibatan Anas.

Kesimpulan: banyak pertanyaan belum terjawab dalam tulisan TEMPO tentang#Hambalang itu. Tapi, TEMPO telah membingkai Anas sbg tersangka.

Meski telah memeriksa puluhan saksi, KPK sendiri sampai kini belum menentukan tersangka #Hambalang. END



Tidak ada komentar:

Posting Komentar